Kamis, 17 Desember 2015

Pengelolaan Perpustakaan


PENGATURAN DAN PEMELIHARAAN BUKU-BUKU PERPUSTAKAAN 


 A.  PERSIAPAN 
 
Sebelum buku-buku perpustakaan sekolah di susun dan di simpan,sebaiknya buku-buku tersebut di lengakapi dengan perlengkapan buku.semua ini nantinya akan mempermudah pelayanan sirkulasi atau penyimpanan kepada murid-murid.perlengkapan-perlengkapan buku yang di maksud antara lain berupa lebel buku (call number),kartu buku beserta kantongya,dan slip tanggal.
1.      Label buku (call number)
Label buku  (call number) merupakan nomor penempatan buku yang di berisikan nomor klasifikasi,tiga huruf pertama nama keluarga/utama,satu huruf pertama judul buku.label buku ini biasanya ditempelkan pada panggung buku bagian bawah.tata cara pembuataanya adalah sebagai berikut :
a.       Kita persiapakan secangkir kertas yang berukuran 7 x 2 cm.
b.      Ambilah sebua buku yang akan di buat lebel buku,telitilah subjek bukunya,sekaligus tentukan nomor klasifikasinya.nomor klasifikasinya di tuliskan atau diketikan di bagian tengah-tengah bagian atas kertas,sebagai mana telah di siapakan pada langkah pertama.
c.       Di bawah nomor klasifikasi,tuliskan atau ketikkan tiga huruf pertama pengarang,sedangkan huruf kedua atau ketiga di tulis dengan huruf kecil.
d.      Di bawah huruf kedua nama pengarang,tuliskan atau ketikan huruf pertama judul buku.huruf pertama judul buku ini di tulis dengan huruf kecil.
e.       Setelah selesai,tempelkan kertas tersebut pada penggung buku bagian bawah.


Misalnya ada sebuah buku yang akan di buatkan lebel buku tersebut berjudul “HUKUM PERKAWINAN DI INDONESAIA”,yang di susun oleh suratmodjo,setelah buku tersebut teliti,subjek bukunya adalah “hokum acara perdata” dengan nomor klasifikasi 347.

2.      Kartu buku beserta kantongya
Kartu buku dapat di buat dengan kertas manila atau kertas gambar yang lebel berukuran 7 ½ x 12 ½ cm.pada bagian atas ketas buku ini di beri keterangan tentang nomor klasifikasi,judul buku dan pengaranggnya.kartu buku ini di bagi menjadi dua kolom.kolom pertama untuk mencatat tanggal pengembalian,sedngkan kolom kedua untuk mencatat nomor peminjaman.nantinya kartu ini di masukan dalam kantong buku.
Katong buku dapat di buat dengan kertas baisa yang berukuran 9 x 12 cm.pada kantong buku ini juga di tuliskan nomor klasifikasi,judul buku,dan pengarangganya.kantong buku ini di tempelkan pada bagian dalam kulit buku.
3.      Slip tanggal (date slip)
Selain di lengakapi dengan kartu buku,sebaliknya setiap buku di lengkapi dengan selembar kertas yang bias di namakan slip tanggal atau “date slip”.kegunaanya adalah untuk membutuhkan tanggal harus di kembalikannya buku,agar dapat mengingatkan si peminjam sewaktu-waktu.
Slip tanggal ini dapat di buat dari kertas biasa yang berukuran 7 ½ x 12 ½ cm.slip ini dapat di tempelkan pada buku yang paling belakang.usahakan penempelan slip tanggal ini tidak menganggu teks,indeks dan sebagainya.
Satu hal lagi yang perlu mendapatkan perhatian dari gur/pustakawan adalah menyampul buku-buku perpustakaan sekolah.banyak kegunaan dari menyampul buku,selain menjaga atau memelihara buku-buku agar tidak cepat rusak,juga merangsang murid-murid untuk senang membaca buku-buku perpustakaan sekolah,di mana apabila di sampul dengan baik,maka dapat menarik minat para murid-murid untuk membacanya penyampulan buku-buku perpustakaan sekolah dapat di lakukan dengan dua cara.pertama untuk buku-buku sampulnya tabal dan bergambar,dapat di sampul langsung dengan plastic sehingga gambar kulit buku masih tampak.kedua untuk buku-buku yang kulitnya tipis atau diperkirakan cepat robek,sebaiknya sebelum di sampul terlebih dahulu di lapisi dengan kertas manila sehingga dapat memperkuat kulit aslinya,kemudian sampul dengan plastic.

B.PENYUSUNAN BUKU-BUKU
 
Setela buku-buku perpustakaan sekolah di daftar atau di investarisasikan kedalam buku,indeks,diklasifikasi,dibuatkan catalog,di lengakapi dengan label buku (call number) kartu buku beserta kantongya,slip tanggal dan semuanya di telah di smpul,maka berarti buku-buku tersebut telah siap di susun dan di tempatkan pada tempat tertentu.oleh sebab itu langkah berikutnya dalam pelayanan teknis adlah penyusunan buku-buku perpustakaan sekolah menurut aturan yan berlaku.
Penyusunan buku-buku perpustakaan sekolah merupakan kegiatan yang tidak kalah pentingnya dengan kegiatan-kegiatan lain dalam rangkaian penggelolaan perpustakaan sekolah,dan harus mendapatkan perhatian dari guru pustakawan.apabila buku-buku di susun dengan sebaikn-baiknya akan mempermudah murid-murid pada waktu mencari buku-buku tertentu yang di butuhkan sewaktu-waktu,sabaiknya apabila buku-buku perpustakaan sekolah tidak di susun dengan sebaik-baiknya akan mempersulit murid- murid pada waktu pada waktu mencari buku-buku tertentu dan sebagai dampaknya adalah murid-murid merasa malas mencari buku-buku karena sering kali sulit bahkan tidak menemukan buku-buku yang sedang di carinya.oleh karena itu susunlah buku-buku dengan sabaik-baiknya.susunlah buku-buku dalam keadaan berdiri tegak dan punggung buknya di hadapkan ke depan sehingga nomor buku kelihatan,mudah tampak dan mempermudah pengambilan dan penembalianya,penyusunan buku-buku sebaiknya mulai dari kiri ke kanan pada setiap rak.apabila satu rak sudah penuh pindah ke rak bawahnya yang juga di mulai dari kiri ke kanan.penyusunan buku-buku harus sistematis.penyusuanannya pertama menurut urut nomor klasifikasi – mulai nomor terkecil sampai dengan nomor terbesar,kemudian menurut urutan alfabetis dari tiga huruf kependekan nama keluarga /utama pengarang buku,dan akhirnya menurut urutan alfabetis dari huruf pertama judul buku.jadi pada prinsipnya penyusuanan buku-buku itu sama dengan penyusunan kartu catalog subjek klasidikasi.
Buku-buku perpustakaan sekola sebaiknya di susun dan di tempatkan di rak atau lemari buku.jumlah rak atau lemari buku yang di butuhkan tentunya sesuai dengan jumlah buku yang di butuhkan tentunya sesuai dengan keadaan jumlah buku yang di miliki perpustakaan sekolah.semakin banyak buku-buku yang telah di miliki semakin banyak rak atau lemari buku yang di butuhkan.apabila rak atau lemari buku yang tersedia mencukupi sebaiknya setiap golongan subjek atau kelas utama memiliki rak atau lemari buku tersendiri.misalnya buku-buku golongan filsafat di satukan dan di tempatkan tersendiri di atas rak atau di lemari,buku-buku golongan ilmu-ilmu sosial di satukan dan ditempatkan tersendiri di atas rak atau di dalam lemari,begitu pula buku-buku golongan kesusastraan di satukan dan di tempatkan tersendiri di atas rak atau di dalam lemari buku,dan seterusnya.untuk mempermudah murid-murid dalam penariannya setiap rak atau lemari buku yang hanya berisi satu golongan subjek tersebut di beri kartu petunjuk atau”guide card”yang bertuliskan glongan anggotanya,misalnya untuk rak atau lemari buku-buku golongan filsafat di beri tulisan angka 100,untuk rak atau lemari buku-buku golongan kesustraan angka 300,untuk rak atau lemari buku-buku golongan kesustraan di beri tulisan angka 800,dan seterusnya.kartu petunjuk lemarinya.


C.PEMELIHARAAN BUKU-BUKU
 
Dalam rangka pengembangan perpustakaan sekolah perlu adanya peningkatan buku-buku perpustakaan sekolah baik ditinjau dari segi kuantitasnya maupun kualitasnya. Guru/pustakawan harus selalu berusaha untuk mendapatkan tambahan buku-buku, baik dengan jalan membeli, pinjam, atau tukar menukar antar perpustakaan sekolah. Dengan demikian jumlah buku yang tersedia di perpustakaan sekolah semakin lama semakin meningkat jumlahnya.
Satu hal yang sering terlupakan oleh guru pustakawan atau para pengelola perpustakaan sekolah, yaitu dalam rangka meningkatkan jumlah buku-buku hanya berusaha untuk mendapatkan tambahan buku-buku, tetapi justru buku-buku yang telah tersedia tidak diurus atau dipelihara, sehingga satu pihak mengusahakan tambahan buku-buku, sementara buku-buku yang sudah ada cepat rusak dan akhirnya tidak berguna lagi. Lebih baik buku-buku itu terbuat dari kertas, sehingga apabila digunakan terus-menerus dengan tanpa pemeliharaan akan mengalami kerusakan, misalnya kotor, sebagian halamannya ada yang robek, sampulnya lepas, dan sebagainya. Oleh sebab itu pemeliharaan buku-buku perpustakaan sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting.
Dalam rangkaian kegiatan pemeliharaan buku-buku perpustakaan sekolah ada dua kegiatan, yaitu berusaha mencegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya kerusakan buku-buku dan membetulkan atau memperbaiki buku-buku perpustakaan sekolah yang telah rusak.
1.      Mencegah Kerusakan
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada buku-buku pertama-tama harus mengetahui faktor-faktor apa yang biasanya dapat merusak buku-buku, kemudian bagaimana cara mencegahnya sehingga buku-buku tidak mudah rusak.
Ada dua faktor yang membuat buku-buku menjadi rusak. Pertama adalah faktor manusia. Murid-murid atau pengunjung lainnya yang tidak sadar akan pentingnya buku-buku seringkali merusak buku-buku. Misalnya mencoret-coret halaman buku, merobek, pada waktu belajar di perpustakaan sekolah sambil makan makanan kecil sehingga mungkin sisa-sianya terjatuh ke buku yang sedang dibaca. Untuk mencegah terjadinya hal yang demikian itu guru//pustakawan harus bersikap sabar menghadapi mereka. Berilah penjelasan kepada mereka tentang cara belajar yang baik, tanamkanlah pada diri mereka rasa cinta terhadap buku-buku, berilah petunjuk cara memelihara buku-buku serta manfaatnya. Sekali-kali janganlah guru pustakawan marah kepada mereka, sebab akan membuat mereka takut masuk ke perpustakaan sekolah.
Kedua adalah faktor alamiah, misalnya kelembaban udara, air, api, jamur, debu, sinar matahari, dan serangga. Kelembaban udara dapat menimbulkan jamur yang dapat merusak buku-buku. Kelembaban ini biasanya terjadi di ruang-ruang yang gelap dan ventilasi yang kurang. Untuk mencegah terjadinya kelembaban udara adalah memberikan penerangan yang cukup, usahakanlah ventilasi yang cukup, semprotlah buku-buku dengan menggunakan Amoniak yang dicampur dengan Thynolhaeter. Air dapat menyebabkan tumbuhnya flek-flek warna pada buku, kertas buku menjadi berkerinyut, dan perekat buku menjadi cepat lepas. Oleh sebab itu pada waktu mendirikan gedung perpustakaan sekolah harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya banjir. Api sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kebakaran. Sebagai usaha pencegahan, perlu diusahakan alat pemadam kebakaran, setiap pengunjung dilarang merokok. Debu dapat juga merusak buku-buku. Cara membersihkan debu tersebut dapat menggunakan “vacuum cleaner”, atau yang lebih sederhana adalah kain yang sedikit basah sehingga semua debu dapat diserap oleh kain yang sedikit basah tersebut.
Serangga merupakan binatang yang dapat merusak buku-buku. Ada banyak serangga yang biasa merusak buku-buku, misalnya rayap, kecoak, lipas, cucunguk, dan ulat bulu. Untuk mencegah kerusakan buku yang disebabkan oleh serangga ini dapat dilakukan beberapa usaha. Misalnya member kamper di rak-rak buku, pada waktu menjilid bahan perekatnya hendaknya dicampuri amoniak, atau bisa juga dengan menggunakan ruang khusus, di mana buku-buku yang akan di bebaskan dari serangga dimasukkan ke dalamnya dan ditutup selama tujuh hari. Pada ruang tersebut diberi bahan kimia berupa Carbon Tetra Clorid.
2.      Perbaikan Buku
Usaha pencegahan seperti telah dijelaskan di atas pada dasarnya merupakan usaha yang sifatnya preventif, di mana sebelum buku-buku rusak dilakukan usaha pencegahannya. Tetapi walaupun telah diusahakan pencegahan tetap saja masih mengalami kerusakan, sehingga buku-buku yang rusak tersebut perlu diperbaiki atau dibetulkan.
            Usaha-usaha perbaikan buku-buku bermacam-macam, bergantung kepada jenis kerusakannya. Biasanya yang sering dilakukan antara lain :
a.       Memperbaiki buku-buku yang sedikit sobek
b.      Memperbaiki buku-buku yang sebagian halamannya lepas
c.       Memperbaiki buku-buku yang punggungnya rusak
d.      Memperbaiki buku-buku yang “paperback”nya rusak
e.       Menjilid buku-buku yang jilidnya lepas
Dalam memperbaiki buku-buku yang rusak diperlukan bahan-bahan dan alat-alat. Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan sebelumnya anatar lain berupa kertas HVS, kertas gesing, kertsa marmer, karton tebal, line, benang. Sedangkan alat-alat yang perlu dipersiapkan antara lain pisau, silet, palu, paku, jaru, kuas, penggaris, alat mengepres buku, staples.
Petugas yang ditunjuk untuk memperbaiki buku-buku yang rusak ini harus memiliki pengetahuan memperbaiki buku. Yang lebih penting lagi adalah petugas tersebut harus terampil dan kreatif. Dengan demikian buku yang rusak itu dapat diperbaiki sedemikian rupa sehingga menjadi buku yang baik kembali.











BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

PRINSIP DAN ASAS-ASAS DALAM PEMBELAJARAN


A.    PRINSIP BELAJAR
Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalandengan baik antara pendidik dengan pesertadidik.Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam upaya mencapa hasil yang diinginkan.
B.     MACAM-MACAM PRINSIP BELAJAR
Berikut ini prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal A.B. (1961) adalah :
1.      Prinsip Kesiapan (Readinees)Proses belajar dipengaruhi kesiapan siswa. Yang dimaksud dengan kesiapan siswaialah kondisi yang memungkinkan ia dapat belajar.
2.       Prinsip Motivasi (Motivation)Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalahsuatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itudan memelihara kesungguhan.
3.       Prinsip Persepsi Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaiman ia memahami situasi.Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhiperilaku individu.
4.      Prinsip Tujuan Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajarpada saat proses terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai olehseseorang.
5.      Prinsip Perbedaan Individual Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalamkelas dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya.Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagalmemenuhi kebutuhan seluruh siswa
6.       Prinsip Transfer dan Retensi Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan danmenerapkan hasil belajar dalam situasi baru. Apapun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain.Proses tersebut dikenal sebagai proses transfer. Kemampuan sesesoranguntuk menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi.
7.       Prinsip Belajar Kognitif Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan penemuan. Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep,penemuan masalah dan keterampilan memecahkan masalah yangselanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, bernalar, menilai danberimajinasi.
8.      Prinsip Belajar Afektif Proses belajar afektif seseorang menemukan bagaimana ia menghubungkandirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi,dorongan, minat dan sikap
9.       Prinsip Belajar Evaluasi Jenis cakupan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saatini dan selanjutnya pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagiindividu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan.
10.   Prinsip Belajar Psikomotor Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampumengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspekmental dan fisik.
C.    PRINSIP-PRINSIP BELAJAR SECARA UMUM
Secara umum, prinsip-prisip belajar yaitu :
1) Perhatian dan Motivasi
2) Keaktifan
3) Keterlibatan langsung atau pengalaman
4) Pengulangan
5) Tantangan
6) Balikan dan penguatan (law of effect)
7) Perbedaan individual 
D.   ASAS-ASAS PEMBELAJARAN

Pengertian asas pembelajaran.dalam kamus bahasa indonesia adalah hukum dasar suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar.sedangkan prinsip adalah dasar yang dijadikan pokok berpikir dan sebagainya,jadi dapat disimpulkan bahwa asas dan prinsip sebenarnya adalah sama karena menjadi pokok dasar baik bertindak maupun berpikir.
1)      Asas apersepsi
Guru menghubungkan antara materi yang akan di pelajari dengan materi yang sudah di pelajari( pengalaman materi sebelumnya )Fungsinya adalah mempersiapkan kondisi fisik siswa baik fisik maupun mental.( pengulangan materi minggu lalu )
2)      Asas motivasi
Daya pendorong siswa untuk melakukan kegiatan atau aktifitas. Fungsinya adalah untuk mendorong siswa untuk tetap semangat.
3)      Asas aktifitas
Prinsip dasar pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan seluas luasnya kepada siswa untuk belajar. Fungsinya untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
4)      Asas individualitas
Dimana guru harus bisa membedakan individau baik fisik, mental, maupun status sosial. Fungsinya agar terjadi proses KBM yang efektif, lancr serta selamat.
5)      Asas peragaan
Dimana guru harus memperagakan tugas – tugas gerak yang akan di ajarkan. Fungsinya agar terjadi kelancaran komunikasi antara guru dan siswa.
6)      Asas modifikasi
Dimana guru melakukan perubahan baik terhadap alat, peraturan. Fungsinya supaya pembelajatrann yang di anggap susah menjadi menjadi.
7)      Asas pengulangan
Memerlukan pengulangan karena semakin sulit materi maka harus sering melakukan pengulangan agar cepat faham dan mudah. Fungsinya agar proses belajar gerak jadi lebih mudah dan cepat bisa.
8)      Asas evaluasi
Proses untuk melihat seberapa besar tingkat kemajuan belajar siswa setelah proses bejar mengajar di lakukan.
ada pun juga ini:
Pada bagian ini diuraikan 14 asas pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangkan program pembelajaran inovatif. Keempat belas asas tersebut adalah:
  1. Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak:
a)      non-diskriminasi, 
b)      kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the child)
c)       hak untuk hidup dan berkembang (right to life, continuity of life and to develop)
d)      hak atas perlindungan (right to protection)
e)       penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the opinions of children).
  1. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa.
  2. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
  3. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
  4. Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.
  5. Aktivitas pembelajaran pada diri siswa bercirikan:
a)      yang saya dengar, saya lupa
b)      yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat
c)      yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami
d)     yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan; dan
e)      yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
  1. John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal:
a)      mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata sendiri,
b)       memberikan contoh,
c)       mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi,
d)      melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain,
e)       menggunakannya dengan beragam cara,
f)        memprediksikan sejumlah konsekuensinya,
g)       menyebuitkan lawan atau kebalikannya.
  1. Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar:
a)      tujuan,
b)      isi materi,
c)      sumber belajar (sumber belajar bagaimanakah yang dapat dimanfaatkan),
d)      target siswa (siapa yang akan belajar),
e)      guru,
f)       strategi pembelajaran,
g)      hasil(bagaimana hasil pembelajaran akan diukur),
h)       kematangan (apakah siswa telah siap dengan hadirnya sebuah konsep atau pengetahuan),
i)         lingkungan (dalam lingkungan yang bagaimana siswa belajar).
  1. Kata kunci pembelajaran agar bermakna:
1.      real-world learning,
2.       mengutamakan pengalaman nyata,
3.       berpikir tingkat tinggi,
4.      berpusat pada siswa,
5.      siswa aktif, kritis, dan kreatif,
6.       pengetahuan bermakna dalam kehidupan,
7.       dekat dengan kehidupan nyata,
8.       perubahan perilaku,
9.       siswa praktik, bukan menghafal,
10.  learning, bukan teaching,
11.  pendidikan bukan pengajaran,
12.   pembentukan manusia,
13.   memecahkan masalah,
14.  siswaacting, guru mengarahkan,
15.   hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.
  1. Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan yang diberikan akan menjadi lebih kuat.
  2. Otak tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan tentang hal yang dibahas.
  3. Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.
  4. Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual, kinestetik)
  5. Resiprositas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerja sama) merupakan sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan untuk menstimulasi kegiatan belajar

E.     PENERAPAN PRINSIP DAN ASAS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
1) Pembelajaran Untuk Belajar Isyarat
2) Pembelajaran Untuk Belajar Stimulus Respon
3) Pembelajaran Untuk Belajar Rangkaian
4) Pembelajaran Untuk Belajar Asosiasi Verbal
5) Pembelajaran Untuk Belajar Diskriminasi
6) Pembelajaran Untuk Belajar Konsep
7) Pembelajaran Untuk Belajar Aturan
8) Pembelajaran Untuk Belajar Memecahkan Masalah
F.     IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BAGI SISWA DAN GURU
1) Perhatian dan Motivasi
2) Keaktifan
3) Keterlibatan langsung atau pengalaman
4) Pengulangan
5) Tantangan
6) Balikan dan penguatan (law of effect)
7) Perbedaan individual