PENGATURAN DAN PEMELIHARAAN BUKU-BUKU PERPUSTAKAAN
Sebelum buku-buku perpustakaan sekolah
di susun dan di simpan,sebaiknya buku-buku tersebut di lengakapi dengan
perlengkapan buku.semua ini nantinya akan mempermudah pelayanan sirkulasi atau
penyimpanan kepada murid-murid.perlengkapan-perlengkapan buku yang di maksud
antara lain berupa lebel buku (call number),kartu buku beserta kantongya,dan
slip tanggal.
1. Label
buku (call number)
Label buku (call number) merupakan nomor penempatan buku
yang di berisikan nomor klasifikasi,tiga huruf pertama nama keluarga/utama,satu
huruf pertama judul buku.label buku ini biasanya ditempelkan pada panggung buku
bagian bawah.tata cara pembuataanya adalah sebagai berikut :
a. Kita
persiapakan secangkir kertas yang berukuran 7 x 2 cm.
b. Ambilah
sebua buku yang akan di buat lebel buku,telitilah subjek bukunya,sekaligus
tentukan nomor klasifikasinya.nomor klasifikasinya di tuliskan atau diketikan
di bagian tengah-tengah bagian atas kertas,sebagai mana telah di siapakan pada
langkah pertama.
c. Di
bawah nomor klasifikasi,tuliskan atau ketikkan tiga huruf pertama
pengarang,sedangkan huruf kedua atau ketiga di tulis dengan huruf kecil.
d. Di
bawah huruf kedua nama pengarang,tuliskan atau ketikan huruf pertama judul
buku.huruf pertama judul buku ini di tulis dengan huruf kecil.
e. Setelah
selesai,tempelkan kertas tersebut pada penggung buku bagian bawah.
Misalnya
ada sebuah buku yang akan di buatkan lebel buku tersebut berjudul “HUKUM
PERKAWINAN DI INDONESAIA”,yang di susun oleh suratmodjo,setelah buku tersebut
teliti,subjek bukunya adalah “hokum acara perdata” dengan nomor klasifikasi
347.
2. Kartu
buku beserta kantongya
Kartu
buku dapat di buat dengan kertas manila atau kertas gambar yang lebel berukuran
7 ½ x 12 ½ cm.pada bagian atas ketas buku ini di beri keterangan tentang nomor
klasifikasi,judul buku dan pengaranggnya.kartu buku ini di bagi menjadi dua
kolom.kolom pertama untuk mencatat tanggal pengembalian,sedngkan kolom kedua
untuk mencatat nomor peminjaman.nantinya kartu ini di masukan dalam kantong
buku.
Katong
buku dapat di buat dengan kertas baisa yang berukuran 9 x 12 cm.pada kantong
buku ini juga di tuliskan nomor klasifikasi,judul buku,dan
pengarangganya.kantong buku ini di tempelkan pada bagian dalam kulit buku.
3. Slip
tanggal (date slip)
Selain
di lengakapi dengan kartu buku,sebaliknya setiap buku di lengkapi dengan
selembar kertas yang bias di namakan slip tanggal atau “date slip”.kegunaanya
adalah untuk membutuhkan tanggal harus di kembalikannya buku,agar dapat
mengingatkan si peminjam sewaktu-waktu.
Slip
tanggal ini dapat di buat dari kertas biasa yang berukuran 7 ½ x 12 ½ cm.slip
ini dapat di tempelkan pada buku yang paling belakang.usahakan penempelan slip
tanggal ini tidak menganggu teks,indeks dan sebagainya.
Satu
hal lagi yang perlu mendapatkan perhatian dari gur/pustakawan adalah menyampul
buku-buku perpustakaan sekolah.banyak kegunaan dari menyampul buku,selain
menjaga atau memelihara buku-buku agar tidak cepat rusak,juga merangsang
murid-murid untuk senang membaca buku-buku perpustakaan sekolah,di mana apabila
di sampul dengan baik,maka dapat menarik minat para murid-murid untuk
membacanya penyampulan buku-buku perpustakaan sekolah dapat di lakukan dengan
dua cara.pertama untuk buku-buku sampulnya tabal dan bergambar,dapat di sampul
langsung dengan plastic sehingga gambar kulit buku masih tampak.kedua untuk
buku-buku yang kulitnya tipis atau diperkirakan cepat robek,sebaiknya sebelum
di sampul terlebih dahulu di lapisi dengan kertas manila sehingga dapat
memperkuat kulit aslinya,kemudian sampul dengan plastic.
Setela
buku-buku perpustakaan sekolah di daftar atau di investarisasikan kedalam
buku,indeks,diklasifikasi,dibuatkan catalog,di lengakapi dengan label buku
(call number) kartu buku beserta kantongya,slip tanggal dan semuanya di telah
di smpul,maka berarti buku-buku tersebut telah siap di susun dan di tempatkan
pada tempat tertentu.oleh sebab itu langkah berikutnya dalam pelayanan teknis
adlah penyusunan buku-buku perpustakaan sekolah menurut aturan yan berlaku.
Penyusunan
buku-buku perpustakaan sekolah merupakan kegiatan yang tidak kalah pentingnya
dengan kegiatan-kegiatan lain dalam rangkaian penggelolaan perpustakaan
sekolah,dan harus mendapatkan perhatian dari guru pustakawan.apabila buku-buku
di susun dengan sebaikn-baiknya akan mempermudah murid-murid pada waktu mencari
buku-buku tertentu yang di butuhkan sewaktu-waktu,sabaiknya apabila buku-buku
perpustakaan sekolah tidak di susun dengan sebaik-baiknya akan mempersulit
murid- murid pada waktu pada waktu mencari buku-buku tertentu dan sebagai
dampaknya adalah murid-murid merasa malas mencari buku-buku karena sering kali
sulit bahkan tidak menemukan buku-buku yang sedang di carinya.oleh karena itu
susunlah buku-buku dengan sabaik-baiknya.susunlah buku-buku dalam keadaan
berdiri tegak dan punggung buknya di hadapkan ke depan sehingga nomor buku
kelihatan,mudah tampak dan mempermudah pengambilan dan penembalianya,penyusunan
buku-buku sebaiknya mulai dari kiri ke kanan pada setiap rak.apabila satu rak
sudah penuh pindah ke rak bawahnya yang juga di mulai dari kiri ke kanan.penyusunan
buku-buku harus sistematis.penyusuanannya pertama menurut urut nomor
klasifikasi – mulai nomor terkecil sampai dengan nomor terbesar,kemudian
menurut urutan alfabetis dari tiga huruf kependekan nama keluarga /utama
pengarang buku,dan akhirnya menurut urutan alfabetis dari huruf pertama judul
buku.jadi pada prinsipnya penyusuanan buku-buku itu sama dengan penyusunan
kartu catalog subjek klasidikasi.
Buku-buku perpustakaan sekola sebaiknya di susun dan
di tempatkan di rak atau lemari buku.jumlah rak atau lemari buku yang di
butuhkan tentunya sesuai dengan jumlah buku yang di butuhkan tentunya sesuai
dengan keadaan jumlah buku yang di miliki perpustakaan sekolah.semakin banyak
buku-buku yang telah di miliki semakin banyak rak atau lemari buku yang di
butuhkan.apabila rak atau lemari buku yang tersedia mencukupi sebaiknya setiap
golongan subjek atau kelas utama memiliki rak atau lemari buku
tersendiri.misalnya buku-buku golongan filsafat di satukan dan di tempatkan
tersendiri di atas rak atau di lemari,buku-buku golongan ilmu-ilmu sosial di
satukan dan ditempatkan tersendiri di atas rak atau di dalam lemari,begitu pula
buku-buku golongan kesusastraan di satukan dan di tempatkan tersendiri di atas
rak atau di dalam lemari buku,dan seterusnya.untuk mempermudah murid-murid
dalam penariannya setiap rak atau lemari buku yang hanya berisi satu golongan
subjek tersebut di beri kartu petunjuk atau”guide card”yang bertuliskan glongan
anggotanya,misalnya untuk rak atau lemari buku-buku golongan filsafat di beri
tulisan angka 100,untuk rak atau lemari buku-buku golongan kesustraan angka
300,untuk rak atau lemari buku-buku golongan kesustraan di beri tulisan angka
800,dan seterusnya.kartu petunjuk lemarinya.
Dalam
rangka pengembangan perpustakaan sekolah perlu adanya peningkatan buku-buku
perpustakaan sekolah baik ditinjau dari segi kuantitasnya maupun kualitasnya.
Guru/pustakawan harus selalu berusaha untuk mendapatkan tambahan buku-buku,
baik dengan jalan membeli, pinjam, atau tukar menukar antar perpustakaan
sekolah. Dengan demikian jumlah buku yang tersedia di perpustakaan sekolah
semakin lama semakin meningkat jumlahnya.
Satu
hal yang sering terlupakan oleh guru pustakawan atau para pengelola
perpustakaan sekolah, yaitu dalam rangka meningkatkan jumlah buku-buku hanya
berusaha untuk mendapatkan tambahan buku-buku, tetapi justru buku-buku yang
telah tersedia tidak diurus atau dipelihara, sehingga satu pihak mengusahakan
tambahan buku-buku, sementara buku-buku yang sudah ada cepat rusak dan akhirnya
tidak berguna lagi. Lebih baik buku-buku itu terbuat dari kertas, sehingga
apabila digunakan terus-menerus dengan tanpa pemeliharaan akan mengalami
kerusakan, misalnya kotor, sebagian halamannya ada yang robek, sampulnya lepas,
dan sebagainya. Oleh sebab itu pemeliharaan buku-buku perpustakaan sekolah
merupakan kegiatan yang sangat penting.
Dalam
rangkaian kegiatan pemeliharaan buku-buku perpustakaan sekolah ada dua
kegiatan, yaitu berusaha mencegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya kerusakan
buku-buku dan membetulkan atau memperbaiki buku-buku perpustakaan sekolah yang
telah rusak.
1. Mencegah
Kerusakan
Untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada buku-buku pertama-tama harus mengetahui
faktor-faktor apa yang biasanya dapat merusak buku-buku, kemudian bagaimana
cara mencegahnya sehingga buku-buku tidak mudah rusak.
Ada
dua faktor yang membuat buku-buku menjadi rusak. Pertama adalah faktor manusia. Murid-murid atau pengunjung lainnya
yang tidak sadar akan pentingnya buku-buku seringkali merusak buku-buku. Misalnya
mencoret-coret halaman buku, merobek, pada waktu belajar di perpustakaan
sekolah sambil makan makanan kecil sehingga mungkin sisa-sianya terjatuh ke
buku yang sedang dibaca. Untuk mencegah terjadinya hal yang demikian itu
guru//pustakawan harus bersikap sabar menghadapi mereka. Berilah penjelasan
kepada mereka tentang cara belajar yang baik, tanamkanlah pada diri mereka rasa
cinta terhadap buku-buku, berilah petunjuk cara memelihara buku-buku serta
manfaatnya. Sekali-kali janganlah guru pustakawan marah kepada mereka, sebab
akan membuat mereka takut masuk ke perpustakaan sekolah.
Kedua
adalah faktor alamiah, misalnya kelembaban udara, air, api, jamur, debu, sinar
matahari, dan serangga. Kelembaban udara dapat menimbulkan jamur yang dapat
merusak buku-buku. Kelembaban ini biasanya terjadi di ruang-ruang yang gelap
dan ventilasi yang kurang. Untuk mencegah terjadinya kelembaban udara adalah
memberikan penerangan yang cukup, usahakanlah ventilasi yang cukup, semprotlah
buku-buku dengan menggunakan Amoniak yang dicampur dengan Thynolhaeter. Air
dapat menyebabkan tumbuhnya flek-flek warna pada buku, kertas buku menjadi
berkerinyut, dan perekat buku menjadi cepat lepas. Oleh sebab itu pada waktu
mendirikan gedung perpustakaan sekolah harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan
terjadinya banjir. Api sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kebakaran.
Sebagai usaha pencegahan, perlu diusahakan alat pemadam kebakaran, setiap
pengunjung dilarang merokok. Debu dapat juga merusak buku-buku. Cara
membersihkan debu tersebut dapat menggunakan “vacuum cleaner”, atau yang lebih
sederhana adalah kain yang sedikit basah sehingga semua debu dapat diserap oleh
kain yang sedikit basah tersebut.
Serangga
merupakan binatang yang dapat merusak buku-buku. Ada banyak serangga yang biasa
merusak buku-buku, misalnya rayap, kecoak, lipas, cucunguk, dan ulat bulu.
Untuk mencegah kerusakan buku yang disebabkan oleh serangga ini dapat dilakukan
beberapa usaha. Misalnya member kamper di rak-rak buku, pada waktu menjilid
bahan perekatnya hendaknya dicampuri amoniak, atau bisa juga dengan menggunakan
ruang khusus, di mana buku-buku yang akan di bebaskan dari serangga dimasukkan
ke dalamnya dan ditutup selama tujuh hari. Pada ruang tersebut diberi bahan
kimia berupa Carbon Tetra Clorid.
2. Perbaikan
Buku
Usaha
pencegahan seperti telah dijelaskan di atas pada dasarnya merupakan usaha yang
sifatnya preventif, di mana sebelum buku-buku rusak dilakukan usaha
pencegahannya. Tetapi walaupun telah diusahakan pencegahan tetap saja masih
mengalami kerusakan, sehingga buku-buku yang rusak tersebut perlu diperbaiki
atau dibetulkan.
Usaha-usaha perbaikan buku-buku bermacam-macam,
bergantung kepada jenis kerusakannya. Biasanya yang sering dilakukan antara
lain :
a. Memperbaiki
buku-buku yang sedikit sobek
b. Memperbaiki
buku-buku yang sebagian halamannya lepas
c. Memperbaiki
buku-buku yang punggungnya rusak
d. Memperbaiki
buku-buku yang “paperback”nya rusak
e. Menjilid
buku-buku yang jilidnya lepas
Dalam
memperbaiki buku-buku yang rusak diperlukan bahan-bahan dan alat-alat.
Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan sebelumnya anatar lain berupa kertas HVS,
kertas gesing, kertsa marmer, karton tebal, line, benang. Sedangkan alat-alat
yang perlu dipersiapkan antara lain pisau, silet, palu, paku, jaru, kuas,
penggaris, alat mengepres buku, staples.
Petugas
yang ditunjuk untuk memperbaiki buku-buku yang rusak ini harus memiliki
pengetahuan memperbaiki buku. Yang lebih penting lagi adalah petugas tersebut
harus terampil dan kreatif. Dengan demikian buku yang rusak itu dapat diperbaiki
sedemikian rupa sehingga menjadi buku yang baik kembali.